SELAMAT DATANG,KAWAN
SELAMILAH JEJAKKU DI SINI

Minggu, 25 Agustus 2013

ISTIQOMAHLAH !

(KULTUM YANG SAYA SAMPAIKAN KEMARIN PADA LIQO' SYAWAL INTERNAL HTI PALEMBANG/25/08/2013) :)

Alhamdulillah, kita dapat dipertemukan oleh Allah dalam acara liqo’ stawal yang insha allah dalam keadaan yang berbahagia, Bagaimana tidak bahagia berkumpul bersama saudara-saudara yang punya pemikiran yang sama, perasaan yang sama, untuk bersama-sama menegakkan aturan yang sama yaitu tegaknya aturan Islam dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyah.

Hari ini kita berkumpul di sini guna menguatkan ukhuwah untuk saling menyemangati dalam dakwah. Karna itulah kenapa Allah menyuruh kita berjamaah. Islam tegak bukan oleh individu –individu tetapi oleh jamaah.
Umar bin Khattab pernahberkata: “Wahai masyarakat Arab, tidak ada islam kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan,dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan”
(HR. Bukhari)

Saya ingat sywal tahun lalu, saya masih berkumpul dengan teman-teman satu halqoh saya. Kami berlima. Tapi hari ini, tinggal dua yang masih bertahan dalam jamaah ini. Dan lihatlah apa yang terjadi setelah teman-teman saya itu sedikit demi sedikit meninggalkan jamaah ini.

Dengan maksiat mereka tiada malu lagi. Maka betapa sedihnya saya ketika tahu teman dekat saya memenuhi nau’nya dengan cara yang tidak disyari’atkan Islam. Mereka pacaran, mereka sama dengan orang-orang kebanyakan. Padahal mereka tahu hukum pacaran itu haram. Setelah lepas dari jamaah mereka berani bisnis multi level marketing, padahal sudah dijelaskan oleh musrif bahwa mlm itu haram.
Benarlah kata Rasul," Sesungguhnya serigala akan memakan kambing yang sendirian."
(HR. Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa’i)

Dan kita yang di sini pun tidak ada yang menjamin akan bertahan pada jalan mulia ini. Siapa yang bisa menjamin? Bukanmusrif, bukan asdir, bukan mas’ul, melainkan diri kita sendiri.

Saya ingat teman halqoh saya pernah berkata sebelum dia meninggalkan jamaah. “Andai pun saya tidak bergabung dengan harakah, namun saya berkomitmen untuk terus mengemban dan meyakini ide-ide harakah. Saya hanya tidak bersama jama'ah, namun tetap ideologis."

Hebat ya? Bisa menjamin dirinya. Menjamin apa? Dia tidak sadar kalau dia sedang menjanjikan kemaksiatannya. Dari awal saja sudah beranda-andai untuk keluar maka itu yang terjadi. Maka yang bisa menjamin kita tetap ada di sini adalah kita sendiri. Sebab apa, semua sudah dijelaskan. Mulai dari akidah sampai dakwah. Karena itu kita bisa menjadi darits setelah dianggap sudah memahami dan sudah mengetahui konsekuensinya.Namun yang bisa menjamin tetap diri kita sendiri.Mau tetap di jalan ini atau memilih pilih jalan yang lain itu terserah kita. Karena Allah tidak butuh kita tapi kita yang butuh Alllah. Dakwah tidak butuh kita tapi kita yang butuh dengan dakwah. Khilafah tidak butuh kita tetapi kita yang butuh Khilafah.

Saya punya cerita, tersebutlah seorang atlet renang yang akan menyebrangi sungai Barito yang luasnya 900 m. meter demi meter ia lewati dengan mudah, sampe 10 meter ia masih bisa melambaikan tangan pada teman-temannya di tepi keberangkatannya.

Memasuki meter ke-500 ia mulai kelelahan namun masih melanjutkan perjalanannya. Memasuki meter  ke 700 nafasnya mulai tersengal, kayuhannya mulai lemah, tetapi dia masih bersemangat melanjutkann perjalanan.
Memasuki meter delapan ratus, ia mulai menyerah, meski begitu ia terus melaju. Jarak seratus meter yang tersisa, terasa begitu jauh di matanya yang berkunang-kunang.

Tepat di meter ke 890, ia benar-benar tidak sanggup lagi untuk melanjutkan penyeberangan. Padahal tepi sungai tinggal sepuluh meter lagi. Karena tidak sanggup meneruskan penyeberangan, ia memutuskan kembali, berbalik arah, dan berenang ke tepian sungai tempat ia memulai penyeberangan.

Kata apa yang tepat untuk atlet renang ini," Konyol","bodoh". Alangkah bodohnya kita yang sudah berada pada jamaah yang dirihoi Allah ini tetapi harus kembali pada titik semula. Pada masa lalu kelam kita.


Jika kita baratkan tepi keberangkatan si perenang adalah masa kelam kita, dan tepi tujuan adalah husnul-khatimah kita, bukankah konyol jika mundur ke belakang, meninggalkan perjuangan, dan kembali pada kondisi awal sebelum kita berjuang. Bukankah itu lebih konyol?

Jika kita menyadari bahwa semakin hari umur kita semakin menuju penghujungnya, seharusnyalah kita meyakini bahwa perjalanan kita akan segera berakhir. Seharusnyalah kita meneruskan perjuangan hingga ke ujungnya. Pantang berhenti, apalagi mundur ke belakang. 


Karena itu ikhwah, saya yakin kita semua di sini bertekad untuk istiqomah. Namun istiqomah itu tak cukup dengan kata-kata. Karna itulah saya berusaha untuk tetap istiqomah dengan cara saling menguatkan dalam dakwah, yaitu dengan mencari teman sejati alias menikah. Dalam kesempatan ini jugalah saya mengundang syabab semuanya untuk dapat menghadiri pernikahan dan resepsi acara saya pada tanggal 1 september 2013.

Mungkin itu saja,
Jika ada jarum yang patah
Jangan disimpan dalam peti
Jika ada kata-kata yang salah
Jangan dilaporin ke polisi


.

INSPIRASI UNTA

Wa ilal ibili kayfa khuliqat."
Setiap sholat jumat. Biasanya kita mendengarkan ayat tersebut dibacakan dengan merdu oleh imam. Namun, pernahkah kita merenungkan maknanya?

***

Makna dan terjemah adalah dua hal yang berbeda. Terjemah dari ayat tersebut adalah,
"Dan unta, bagaimana ia diciptakan?"
Sudah, begitu saja. Selesai. Itulah terjemah.
Adapun makna, ia jauh lebih mendalam dari sekedar mengubah kata Arab menjadi kata Indonesia. Makna, memerlukan perenungan yang serius. Dan sebelumnya, diperlukan pula pencermatan terhadap fakta.

***


Sekarang, mari duduk sejenak bersama saya, merenungkan maknanya.

"Dan unta, bagaimana ia diciptakan?"
Setidaknya, ada dua pelajaran dari unta.

***

Pertama, ia dirancang memang untuk berjalan di padang pasir. Maka, kakinya tidak pernah terperosok saat melangkah.

***


Kedua, ia memang dirancang untuk perjalanan jauh. Sedangkan, sepanjang perjalanan belum tentu ditemukan air untuk membasahi tenggorokannya.
Maka, unta dilengkapi Allah dengan kantung penyimpanan air minum, yang mampu menampung berliter-liter air di punuknya. Itu bekal yang cukup untuk perjalanan beberapa hari tanpa minum.

***

Pelajarannya?
Ya... bukankah unta akan melakukan perjalanan panjang? Dan bukankah sepanjang perjalanan itu belum tentu ada kesempatan untuk minum? Dan bukankah unta telah menyiapkan bekalnya, sebab ia tahu bahwa saat ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menyiapkan bekal, bukan besok atau lusa?


***

Lalu?

Bukankah perjalanan menuju akhirat adalah rute yang demikian panjang?

Bukankah setelah kita meninggalkan dunia ini, sama sekali tidak ada kesempatan untuk berkekal lagi?

Bukankah kita tidak tahu sedikitpun kapan kita akan meninggalkan dunia ini?

Bukankah itu berarti, satu-satunya kesempatan untuk menyiapkan bekal menuju akhirat, adalah hari ini?

***

Jika semua tanya itu terjawab dengan 'Ya!', lalu tunggu apa lagi? Berbekallah. Persiapkan amal terbaik yang bisa kita lakukan untuk agama ini.
Tunggu apa lagi? Lakukan sekarang, atau bisa jadi kita tidak akan sempat melakukannya lagi.

(Inspr by Ust Abu Hamzah)



Kamis, 20 Juni 2013

Rinduku, Rindu Dia, Rindu Kita


Aku membaca kerinduan dari setiap mata yang lelah karena menangis. Menangis karena beban yang bertumpuk-tumpuk. Menangis tetapi tiada tahu harus menumpahkan pada bahu siapa. Kepada siapa lagi? Yang diharapkan bisa memberikan madu kebahagiaan ternyata yang diberikan adalah racun penderitaan. Racun itu bertambah lagi ketika tuan-tuan yang dikira malaikat tertawa bersama menyeduhkan racun bernama kenaikan BBM.

Disinilah aku membaca kerinduan itu. Bahkan aku mendengar suaranya. Katanya aku rindu pada Suharto meski tak suka pada sistemnya. Mendengarnya membuat airmata ini jatuh. Apakah mereka tak tahu ada masa yang jika boleh aku menamainya setangah firdaus di dunia. 13 abad ia telah menaungi dunia. Dan dengarlah kerinduan-kerinduan ini.

Di masa itu tak ada yang inginkan zakat. Sekarang? manusia bertaruh nyawa demi antri bantuan langsung tunai.

Hanya ada di masa itu seorang pemimpin menangis jika ada kambing yang terperosok karena jalan tidak rata. Sekarang?

Hanya pada masa itu guru TPA saja digaji sebanyak 15 dinar atau setara 32 juta.

Hanya pada masa itu pendidikan dan kesehatan diberikan gratis tanpa pandang dulu. Kaya miskin sama saja.

Hanya pada masa itu, dalam naungannya selama 13 abad hanya terjadi +200 kasus potong tangan. Sekarang?

Hanya pada masa itu seoarang pemimpin berani berkata jika anakku yang mencuri biarlah aku sendiri yang memotong tangannya. Sekarang?

Hanya pada masa itu satu wanita yang diganggu, maka perang langsung diteriakkan.

Dan aku takkan mampu untuk menulis keindahannya lebih banyak di sini. Tapi paling tidak aku ingin mengajakmu merindu pada yang harusnya benar-benar kau rindukan. Karena jika kau tahu indahnya hidup di masa itu, kau akan sama denganku: menangis karena sangat merindukannya lalu memperjuangkannya.

Tentu saja  wajar jika aku menyebutnya setengah firdaus di dunia. Karena ia adalah sistem yang berasal dari yang menciptakan Firdaus. Ia adalah sistem dari yang menciptakan dunia dan seisinya. Ia adalah KHILAFAH.
Dan tersenyumlah, kawan. Mari ikut barisan memperjuangkan kembali Khilafah yang sama-sama kita rindukan.


Palembang, 18 Juni 2013



Tak Cukup dengan Mata, Tak Terang dengan Rasa


Kadang tak selalu apa yang dilihat mata menjadi pembenaran, sebab mata takkan mampu melihat dibalik dinding juga tak dapat melihat dalam kegelapan. Kadang pula tak cukup hanya bersandar pada perasaan, sebab perasaan lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan. Seperti tiga hari lalu yang telah saya catat sebagai penyesalan juga pengalaman.

Awalnya saya tak percaya ketika membaca brosur dari CintaQuran yang dengan tulisan besar menuliskan BISA MEMBACA ALQURAN HANYA DALAM WAKTU 6 JAM. Lalu logika mulai bergerak, perasaaan ajak untuk menolak.
” Ah tidak masuk akal. Bagaimana mungkin bisa baca qur’an dalam 6 jam. Saya saja belajar iqro’ butuh waktu berbulan-bulan. Ini pasti akal-akalan. Khayalan.”

Begitulah ketika mata tak mampu menjangkau yang jauh. Ketika perasaan menjadi sandaran perbuatan. Namun meski saya tidak percaya, saya tetap datang pada acara itu (apalagi dapat beasiswa.hehe). Setelah mengikuti jam per jam. Di 3 jam pertama saya sudah menyesal. 3 jam berikutnya lebih menyesal lagi. Di ruangan itu ada beberapa yang sebatang alif pun tak dikenal. Di ruangan itu ada beberapa yang belum bisa sambungkan huruf per huruf. Tetapi 6 jam berlalu, segalanya berubah. Yang tak kenal sebatang alif menjadi bisa membaca huruf yang telah tersambung.  Semula yang menurut saya tak masuk akal, tetapi menjadi sangat masuk akal ketika saya tahu metodenya.

Sesampai di rumah saya merenung. Sebuah pertanyaan keluar dari hati bertanya pada diri.

“Jika kamu seperti itu, apa bedanya dengan mereka yang meragukan tegaknya kembali Khilafah?”

Saya tersentak. Benar. Apa bedanya saya dengan mereka yang tak percaya. Yang mengatakan Khilafah itu mimpi. Khilafah itu ilusi. Apa bedanya?

Dari sini, kawan. Saya coba bagikan pelajaran. Sungguh aneh jika ada yang menyimpulkan isi dari sebuah buku, padahal memegang buku apalagi untuk membacanya saja belum. Tak elok rasanya menilai perjuangan saudara kita yang inginkan Islam kembali diterapkan sementara tak ikut memperjuangkannya.

Kenapa dahulu Islam Berjaya memimpin dunia? Karena para sahabat tak pernah bertanya "Apa mungkin bisa?". Tengoklah ketika Salman Al Farisi memberikan idenya untuk menggali parit pada perang Khandaq. Tak ada satu pun sahabat yang bertanya,” apa mungkin dengan menggali parit kita dapat mengalahkan musuh.” Yang keluar justru pertanyaan yang menurut orang tak beriman adalah pertanyaan gila. Apa pertanyaannya?
“Ya Rasul. Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” 

 Dua kota yang jika dipikirkan dengan logika pastilah yang keluar dari mulut adalah gila. Parit saja belum jadi sudah membicarakan penaklukkan kota lain. Tetapi sebutan-sebutan gila itu memang selalu terlontarkan kepada yang beriman. Karena  mereka percaya lebih dari apa yang mata lihat. Mereka tak jadikan perasaan sebagai sandaran. Karena apa saja yang termaktub dalam alqur’an itulah kebenaran. Begitupun, apa saja yang keluar dari Mulut Rasulullah itu sudah cukup meski satu milyar manusia mentertawakannya dan menganggapnya tak masuk akal.





Palembang, 19 juni 2013

Selasa, 14 Mei 2013

Generasi Khoiru Ummah Lahir di Muktamar Khilafah



   Palembang- Mata siapa yang tak haru melihat puluhan remaja membawa dan mengibarkan bendera Islam, Al-Liwa’ dan Ar-roya. Bibir siapa yang tak memuji kebesaran Allah saat ratusan remaja menggenggam Al-liwa dan Ar-roya sembari meneriakkan takbir. Inilah yang terjadi di Muktamar Khilafah Sumatera Selatan (12/5). Puluhan anak-anak SMP N 8 Palembang yang membawakan theatrical Parade Al-Liwa dan Ar-roya membuat ribuan peserta yang hadir takjub. Lalu theatrical dari anak-anak SMA 21 dan SMK Utama Bakti tentang kebobrokan demokrasi, sekulerisme, nasionalisme dan ide-ide kufur lainnya semakin membuat peserta terenyuh hingga ada yang meneteskan airmata. Namun setelah datang pejuang syariah dan khilafah dengan gagah membawa bendera Islam, seluruh peserta berdiri sembari bertakbir. Lagu Khilafah telah kembali semakin meneguhkan keyakinan bahwa janji Allah itu akan segera terpenuhi.
            Tak dapat dipungkiri, aksi theatrical yang dibawakan pelajar telah menghipnotis peserta. Menurut Ustad Mahmud Jamhur Ketua DPD 1 SUMSEL theatrical memberikan pengaruh lebih besar daripada orasi.
            “Jika dipersenkan. Orasi hanya memberikan pengaruh 40 %, sedangkan theatrical 60 %.” Tegasnya.
            Inilah generasi dambaan umat. Generasi Khoiru Ummah. Para remaja juga tak hanya menjadi pemain theatrical, terlihat juga peserta banyak yang dari remaja, bahkan banyak juga yang dari sekolah dasar. Kabar baiknya, remaja-remaja ini ingin sekali belajar di Hizbut Tahrir. Sekolah-sekolah yang datang memintakan kepada Hizbut Tahrir untuk membina murid-muridnya. 


Kamis, 18 April 2013

IJINKAN AKU JADI CAHAYA

SAAT RESAH DALAM GELAP:

Tuhan, ijinkan kubertanya
Untuk apa Kau ciptakan seorang oksa
Dari milyaran manusia jelas ia bukan siapa-siapa
Hanya mahluk kecil yang tak punya daya lagi nista
Padahal meski tak Kau hadirkan ia, Takkan membuat sepinya dunia
Lalu untuk apa Kau ciptakan ia?
Hanya membuatnya bergelimang dosa lalu masuk ke neraka
Karna Kau sendiri yang katakan bahwa dunia ini penuh tipu daya
Dan jelas seorang oksa mudah sekali terpedaya
Tak tahu tujuan hidupnya

NAMUN KINI CAHAYA ADA DI DEPAN MATA:

Tuhan, kusadari diri ini hanya sebutir debu di hadapanMu
Tapi aku tak ingin jadi debu yang dibawa angin lalu hilang dan berlalu
Aku mencari tujuan hidupku
Untuk apa Kau ciptakan aku?

Setelah mengorbankan jiwa dan waktu
Akhirnya aku mendapatkan jawaban bersumber dari kebenaran yang tercatat dalam kitabMu
Tak lain untuk mengabdil padaMu
Menjadi berarti bagi seluruh jiwa yang masih ragu padaMu
Karna itu Tuhan, ijinkan aku jadi cahaya di tengah gulita yang melanda bumiMu
Meski aku bukan Muhammad kekasihMu

Minggu, 17 Maret 2013

Apakah Jantungmu Tidak Vital?

Ada yang menggelitik dari acara Islamic Leadership Training for Students yang diadakan Lembaga Dakwah Sekolah Hizbut Tahrir Palembang (17/03/2013). Acara yang diadakan di alam terbuka (komplek dep. kehutanan) ini tak hanya menyampaikan materi-materi Islam tetapi juga diselingi games-games yang menyenangkan tetapi tetap mengandung pesan-pesan dakwah. Apa yang menggelitik? Yang menggelitik adalah ketika Ustad Yusmono sebagai salah satu pembicara menyuruh peserta menggambar dua gambar. Pertama peserta disuruh menggambar pemandangan. Alhasil semua gambar sama;gunung, matahari, ada padi dan tanaman. Sama semua. Kedua peserta disuruh menggambar alat vital. Sontak peserta terkejut. Namun tak ada peserta yang protes Dengan senyum-senyum geli peserta mengayunkan penanya ke buku. Tetap menggambar.

 “Saya sudah menduga ketika disuruh menggambar pemandangan pasti kalian akan menggambar gunung, matahari…Kenapa? Karena dari kecil sudah ditanamkan seperti itu. Kalau pemandangan itu ya itu. Padahal pemandangan itu banyak. Kenapa tidak menggambar pasar, mall, atau masjid. Bukankah pemandangan juga?” tanya Ustad Yus.

 “Lalu gambar yang kedua. Apakah jantung tidak vital? Paru-paru tidak vital? Mata? Kaki?... Inilah karena pemikiran kita sudah ditanamkan bahwa kalau alat vital itu ya itu. Kalau gambar pemandangan ya gambar gunung. Seperti jika  orang menyebut teroris yang terbayang oleh kita pasti seorang muslim, berjengot, istrinya bercadar. Ternyata banyak istilah yang salah yang harusnya kita kritik. Karena istilah-istilah yang salah ini kita jadi takut untuk belajar Islam. Mau ke masjid takut dibilang teroris. Karena sudah dicekcoki dalam pemikiran kita bahwa demokrasi itu benar, nasionalisme itu baik, maka kita tidak akan terima jika ada yang mengatakan demokrasi adalah sistem kufur.  Padahal itulah kenyataannya.“

Peserta pun saling tertawa dan langsung mencoret gambar yang telah mereka gambar. Terakhir Ustad Yusmono mengajak peserta untuk menjadi remaja dambaat umat yang punya jati diri sebagai muslim.  Acara yang digelar dari jam 09.00 hingga masuk ashar ini pun akan menghasilkan pejuang-pejuang baru untuk Islam. Terbukti seluruh peserta  siap dan sangat ingin mengkaji Islam rutin bersama Hizbut Tahrir Palembang.

Ustad Doni menjelaskan aturan main. Kalo ditanya apakabar jawabnhya? Alhamdulillah, Luar Biasa. Allahu Akbar
Adi Bayu dari SMK Swakarya menayakan bagaimana cara memegang prinsip hidup?
Kak Doni sedang memandu permainan dimana peserta menyepakati harus menyebutkan nama benda dengan bukan nama aslinya. Kak Doni dan teman-teman udah kayak anggota DPR saja buat aturan sendiri,masak iya air dibilang minyak tanah..huuu :)
Waduh2, pada ngapain tuh, ngelipet2 kertas jadi kecil2 gitu? :)
Ustad Yus sedang memandu permainan 'Tangkap Aku, Kau Kujitak' eh :)







Jumat, 18 Januari 2013

MLM Dalam Pandangan Islam

Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah, MA 

Akhir-akhir ini banyak masyarakat yang menanyakan hukum melakukan transaksi jual beli dengan system MLM (Multi Level Marketing). Tulisan di bawah ini mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan tersebut:  

Pengertian MLM
MLM adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Sistem penjualan ini menggunakan beberapa level (tingkatan) di dalam pemasaran barang dagangannya.

Promotor (upline) adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu.

Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan.

Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi. (http://id.wikipedia.org)

Untuk menjadi keanggotaan MLM, seseorang biasanya diharuskan mengisi formulir dan membayar uang dalam jumlah tertentu dan kadang diharuskan membeli produk tertentu dari perusahaan MLM tersebut, tetapi kadang ada yang tidak mensyaratkan untuk membeli produk tersebut. Pembayaran dan pembelian produk tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan point tertentu.

Kadang point bisa didapatkan oleh anggota jika ada pembelian langsung dari produk yang dipasarkan, maupun melalui pembelian tidak langsung melalui jaringan keanggotaan. Tetapi kadang point bisa diperoleh tanpa pembelian produk, namun dilihat dari banyak dan sedikitnya anggota yang bisa direkrut oleh orang tersebut, yang sering disebut dengan pemakelaran.
Transaksi jual beli dengan menggunakan sistem MLM hukumnya haram. Alasan-alasannya adalah sebagai berikut :

Alasan Pertama: Di dalam transaksi dengan metode MLM, seorang anggota mempunyai dua kedudukan: Kedudukan pertama,  sebagai pembeli produk, karena dia membeli produk secara langsung dari perusahaan atau distributor. Pada setiap pembelian, biasanya dia akan mendapatkan bonus berupa potongan harga.

Kedudukan kedua, sebagai makelar, karena selain membeli produk tersebut, dia harus berusaha merekrut anggota baru. Setiap perekrutan dia mendapatkan bonus juga.

Pertanyaannya adalah bagaimana hukum melakukan satu akad dengan menghasilkan dua akad sekaligus, yaitu sebagai pembeli dan makelar?
Dalam Islam hal itu dilarang, ini berdasarkan hadist-hadist di bawah ini:
1. Hadits abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ
 “Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang dua pembelian dalam satu pembelian.”( HR Tirmidzi, Nasai dan Ahmad. Berkata Imam Tirmidzi : Hadist Abu Hurairah adalah hadist Hasan Shahih dan bisa menjadi pedoman amal menurut para ulama)
Imam Syafi’i rahimahullah berkata tentang hadist ini, sebagaimana dinukil Imam Tirmidzi,  “Yaitu jika seseorang mengatakan, ’Aku menjual rumahku kepadamu dengan harga sekian dengan syarat kamu harus menjual budakmu kepadaku dengan harga sekian. Jika budakmu sudah menjadi milikku berarti rumahku juga menjadi milikmu’.” (Sunan Tirmidzi, Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah, Juz : 3, hlm. 533)
Kesimpulannya bahwa melakukan dua macam akad dalam satu transaksi yang mengikat satu dengan yang lainnya adalah haram berdasarkan hadist di atas.

2. Hadist Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
 لَا يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلَا شَرْطَانِ فِي بَيْعٍ وَلَا رِبْحُ مَا لَمْ تَضْمَنْ وَلَا بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ
"Tidak halal menjual sesuatu dengan syarat memberikan hutangan, dua syarat dalam satu transaksi, keuntungan menjual sesuatu yang belum engkau jamin, serta menjual sesuatu yang bukan milikmu." (HR. Abu Daud)

Hadits di atas juga menerangkan tentang keharaman melakukan dua transaksi dalam satu akad, seperti melakukan akad utang piutang dan jual beli, satu dengan yang lainnya saling mengikat. Contohnya: Seseorang berkata kepada temannya, “Saya akan jual rumah ini kepadamu dengan syarat kamu meminjamkan mobilmu kepada saya selama satu bulan.” Alasan diharamkan transaksi seperti ini adalah tidak jelasnya harga barang dan menggantungkan suatu transaksi kepada syarat yang belum tentu terjadi. (Al Mubarkufuri, Tuhfadh al Ahwadzi,  Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah, Juz : 4, hlm. 358, asy Syaukani, Nailul Author, Riyadh, Dar an Nafais, juz : 5, hlm: 173)

Alasan Kedua: Di dalam MLM terdapat makelar berantai.  Sebenarnya makelar (samsarah) dibolehkan di dalam Islam, yaitu transaksi di mana pihak pertama mendapatkan imbalan atas usahanya memasarkan produk dan pertemukannya dengan pembelinya.
Adapun makelar di dalam MLM bukanlah memasarkan produk, tetapi memasarkan komisi. Maka, kita dapatkan setiap anggota MLM memasarkan produk kepada orang yang akan memasarkan dan seterusnya, sehingga terjadilah pemasaran berantai. Dan ini tidak dibolehkan karena akadnya mengandung gharar dan spekulatif.

Alasan Ketiga: Di dalam MLM terdapat unsur perjudian, karena seseorang ketika membeli salah satu produk yang ditawarkan, sebenarnya niatnya  bukan karena ingin memanfaatkan atau memakai produk tersebut, tetapi dia membelinya sekedar sebagai sarana untuk mendapatkan point yang nilainya jauh lebih besar dari harga barang tersebut. Sedangkan nilai yang diharapkan tersebut belum tentu ia dapatkan.
Perjudian juga seperti itu, yaitu seseorang menaruh sejumlah uang di meja perjudian, dengan harapan untuk meraup keuntungan yang lebih banyak, padahal keuntungan tersebut belum tentu bisa ia dapatkan.  

Alasan Keempat: Di dalam MLM banyak terdapat unsur gharar  (spekulatif) atau sesuatu yang tidak ada kejelasan yang diharamkan Syariat, karena anggota yang sudah membeli produk tadi, mengharap keuntungan yang lebih banyak. Tetapi dia sendiri tidak mengetahui apakah berhasil mendapatkan keuntungan tersebut atau malah merugi.
Dan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam sendiri melarang setiap transaksi yang mengandung gharar, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata : 
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
“Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam melarang jual beli dengan cara al-hashah (yaitu: jual beli dengan melempar kerikil) dan cara lain yang mengandung unsur gharar (spekulatif).“ (HR. Muslim, no: 2783)

Alasan Kelima: Di dalam MLM terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kaidah umum jual beli, seperti kaidah : Al Ghunmu bi al Ghurmi, yang artinya bahwa keuntungan itu sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan atau resiko yang dihadapinya. Di dalam MLM ada pihak-pihak yang paling dirugikan yaitu mereka yang berada di level-level paling bawah, karena merekalah yang sebenarnya bekerja keras untuk merekrut anggota baru, tetapi keuntungannya yang menikmati adalah orang-orang yang berada pada level atas.
Merekalah yang terus menerus mendapatkan keuntungan-keuntungan tanpa bekerja, dan mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apalagi jika mereka kesulitan untuk  melakukan perekrutan, dikarenakan jumlah anggota sudah sangat banyak.

Alasan Keenam: Sebagian ulama mengatakan bahwa transaksi dengan sistem MLM mengandung riba riba fadhl, karena anggotanya membayar sejumlah kecil dari hartanya untuk mendapatkan jumlah yang lebih besar darinya, seakan-akan ia menukar uang dengan uang dengan jumlah yang berbeda. Inilah yang disebut dengan riba fadhl (ada selisih nilai). Begitu juga termasuk dalam kategori riba nasi’ah, karena anggotanya mendapatkan uang penggantinya tidak secara cash.
Sementara produk yang dijual oleh perusahaan kepada konsumen tiada lain hanya sebagai sarana untuk barter uang tersebut dan bukan menjadi tujuan anggota, sehingga keberadaannya tidak berpengaruh dalam hukum transaksi ini.
Keharaman jual beli dengan sistem MLM ini, sebenarnya sudah difatwakan oleh sejumlah ulama di Timur Tengah, diantaranya adalah Fatwa Majma’ Al-Fiqh Al-Islamy Sudan yang dikeluarkan pada tanggal 17 Rabi’ul Akhir 1424 H, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2003 M pada majelis no. 3/24. Kemudian dikuatkan dengan Fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi pada tanggal 14/3/1425 dengan nomor (22935). Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Selasa, 15 Januari 2013

Menunggu Hujan Reda


Seorang perempuan tengah menunggu
Menunggu hujan reda, menunggu aroma laki-laki

Telah disiapkannya semangkok airmata kerinduan
yang ia tabung sejak tiga tahun lalu

Barangkali setelah hujan reda laki-laki itu datang bersama pelangi
Jika tidak perempuan itu akan menyiapkan mangkok baru lagi
yang entah sampai kapan


Palembang, 15/01/13
Ditulis saat menunggu hujan reda :)

Untuk teman saya, yang sedang menungguh ayahnya kembali. 


Minggu, 13 Januari 2013

Percayalah, Rizki-mu Hanya DariNya

Rasa takut menjadi sifat manusia. Celakanya ketakutan yang terjadi adalah takut pada yang belum terjadi. Beberapa malam yang lalu teman saya mengirim sebuah pesan berisi curhatan hatinya.

“Aku Ingin menikah tapi aku takut aku tidak mampu. Gajiku hanya 1.500.000. Bagaimana mungkin aku akan bertanggungjawab pada anak gadis orang. Untuk diriku sendiri tak cukup.”

Aku tersenyum membaca pesan itu. Sungguh penghasilannya dua kali lipat dari penghasilanku. Bagaimana mungkin merasa tidak cukup?
Baiklah, aku ingin berbagi tentang keyakinanku bahwa rizki itu datangnya hanya dari Allah bukan dari manusia. Apa yang tertulis dalam pesan itu tersirat makna bahwa dialah yang berhak memberikan rizki kepada istrinya. Karena itu dia teramat takut. Padahal jika dia meyakini rizki itu hanya dari Allah. Tentu ketakutan tanpa alasan itu takkan terjadi.

“Allah tidak meminta rizki kepada engkau, kamilah yang memberi engkau rizki. Dan akibat yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa”( QS Thaha :132)

Apa yang telah termaktub dalam kitab-Nya mutlak benar. Dan kebenaran itu telah kubuktikan sendiri. Adalah aku merasa malu ketika di usia yang sedewasa ini masih meminta pada orangtua. Karena itu aku beranikan diri apapun yang terjadi aku tidak boleh mengambil sedikitpun uang dari orangtuaku. Ketika aku diberi aku dengan lembut menolak.

“Tapi kau cuma guru SD. Apa cukup?” Umakku sangat khawatir.

Aku menjawab dengan melantunkan firman Allah :
“Allah Mahalembut kepada hamba-hambaNya, Dia memberi rizki kepada siapa yang Dia kehendaki” (asy-Syura:19)

Sesuatu yang memang aku rasa aneh. Dulu aku diberi uang berjuta-juta tapi habis dalam satu bulan untuk hal-hal yang tak berguna. Sekarang dalam sebulan penghasilanku hanya 600ribu-700ribu tapi aku masih bisa menyisakan banyak untuk membeli buku-buku.

Apakah setelah aku bertekad untuk tidak meminta lagi pada orangtua rizki-ku akan terhenti? Apakah aku akan mati kelaparan? Jawabnya tidak. Ada-ada saja jalan rizki itu. Percayalah?

Jika Allah cukupi semut hingga singa di hutan
Pantaskah kita berharap pada selain Allah? 


Pemuda Kahfi Hidup Kembali

Mungkin kau tak percaya jika kukabarkan tentang pemuda kahfi yang hidup kembali. Tetapi sungguh mereka ada di setiap negeri. Jika kau ingin mengenalinya ada tanda di wajah dan tubuhnya. Dan tanda yang akan cepat kau kenali adalah mereka berbeda dari pemuda lainnya. Masihkah kau ingat kisah pemuda kahfi? Ya, mereka yang rela sepi paling sunyi karena kebenaran. Itulah tanda yang kelak kan kau temui.

Jika pemuda lain merayu kekasih haram-nya, pemuda Kahfi merayu ampunan pada Tuhan-Nya. Jika pemuda lain berlomba-lomba mendapatkan kekayaan dengan cara apapun, pemuda kahfi bertanya apa sebenarnya yang dicari di dunia ini. Jika pemuda lain di pertengahan malam asik menikmati bir-bir dan musik-musik setan, pemuda kahfi meneteskan airmata di atas sajadah taubatnya. Jika pemuda lain membawa bendera-bendera demokrasi, pemuda kahfi hanya menyerukan untuk kembali pada Pencipta, kembali pada hukum Allah.

Karena itulah pemuda kahfi dikatakan aneh, gila, tidak normal, banci, bahkan teroris. Karena itulah setiap detiknya pemuda kahfi diburu anjing-anjing amerika. Namun tiada yang dapat menghentikan pemuda kahfi meski kematian di depan mata. Mereka tersenyum sebab kematian adalah jalan menuju Yang Paling Dicintai, Yang Paling Dirindukan.

Jika kau telah mengenal mereka, Maukah kau menjadi pemuda Kahfi atau Kau sama saja dengan pemuda lainnya?
********************************************************************************************************************************
Kehidupan dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi seorang kafir (HR. Muslim)


Kamis, 03 Januari 2013

KINI KAU HALAL UNTUKKU

Kini aku tak perlu lagi diam-diam mencuri puisi dari wajahmu. Tak perlu lagi ada istigfar ketika jantung berdebar meski hanya menyebut namamu. Tak perlu lagi pura-pura membenci dengan menyebutmu sebagai buah terlarang.

Kini kau halal untukku. Ketika aku memandangmu dengan nafsu, Tuhan akan memandang kita dengan rahmat, dan malaikat akan berdoa untuk kita. Ah, indahnya. Sudah cukup puasaku karenamu. Sudah cukup aku menjadi Yusuf yang lemah. Kini kau halal untukku.

Maukah kau kubisikkan tentang surga. Surga itu adalah ketika aku mencintaimu dan kau mencintaiku tanpa rasa takut. Sebab apa lagi yang harus kita takutkan. Tuhan telah memandang kita dengan rahmat.

"....Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat okeh Tuhan-Ku..."(Yusuf:53)
 
 

Seperti Seteguk Air Putih Saat Berbuka

Seperti sebiji kurma dan seteguk air putih di waktu berbuka. Nikmatnya tiada tara. Barangkali seperti itulah nikmatnya pernikahan tanpa pacaran. Ia juga manusia, punya rasa yang sama. Ia ingin bercinta dan bercumbu. Ia ingin mengecup kening kekasih hati. Ia ingin menggandeng mesra tangan  lembut sang bidadari. Ia ingin seperti yang lain. Ia sama, punya rasa, punya cinta. Tapi ada yang membuatnya berbeda. Ia alihkan rasa itu pada cinta yang lebih hakiki, Cinta yang Menciptakan Cinta.

 Hidup dalam kesendirian teramat berat. Godaan datang bak hujan yang berloncatan. Ia bukan nabi Yusuf yang tak tergoda pada Zulaiha. Ia lekaki biasa. Tapi cintanya pada yang menciptakan Cinta membuatnya seolah tak biasa. Ia rela asing bagi sekelilingnya.Gendang telinganya mulai biasa ketika ada yang menyebutnya tak normal.Duhai, jika yang menciptakan Cinta saja melarang untuk bercinta, tentu ada sebabnya. Ah, tidak Allah tidak melarang. Allah akan memberikan rahmat. Tapi tentu rahmatt pada cinta yang halal. Bukan cinta tanpa syahadat.

 Seperti seteguk air putih di waktu berbuka. Nikmatnya sungguh tiada tara.
Aku tahu kenapa manusia lebih sempurna dari malaikat. Jelas saja, karena manusia punya keinginan, punya gairah untuk mencintai. Sedang malaikat ia tak punyai itu. Wajarlah jika malaikat taat dan tak pernah ingkar pada Tuhannya. Tapi manusia, dengan segala nafsu yang dimilikinya, ia kuatkan, ia kuatkan dirinya. Ia menahannya hingga waktu berbuka itu tiba. Hingga seteguk air putih pun terasa seperti air susu yang langsung diberi Allah dari surgaNya. Bukankah tujuh golongan yang akan dinaungi Allah langsung di kala matahari sepenggal di atas kepala salah satunya adalah ia yang 'puasa' terhadap wanita.

Aku dan Sesak Sesalku

Jika dunia adalah lautan
Maka aku adalah setetes air yang sekejap lenyap ditiduri matahari
Aku ini hanya titik di hadapanMu
tapi dosadosa-ku mampu tenggelamkan tingginya gunung

Ilahi, ijinkan aku kembali
Sebelum tubuhku benarbenar tenggelam oleh keringat takutku di pengadilanMu nanti

Aku dan sesak sesalku
Memohon....

28/12/12
Palembang, Bis Pusri, senja ini

Rabu, 02 Januari 2013

DAKWAH MENGUBAH HIDUPMU


             Siapa yang tidak mengenal Umar bin Khattab. Seorang Khalifah yang sangat memikirkan keadaan rakyatnya. Beliau menangis saat tahu ada rakyatnya yang kelaparan. Beliau sangat takut jika seekor unta terseok dalam lubang karena jalan yang tidak bagus. Dan masih banyak cerita-cerita yang mengisahkan betapa mulianya Beliau di mata Islam. Beliau layak menjadi kekasih Allah. Namun tahukah siapa Umar bin Khattab sebelum mengenal Islam. Sebelum Beliau mewakafkan dirinya untuk tegaknya agama Allah. Beliau bukan siapa-siapa dan sangat tidak berarti apa-apa, bahkan  mungkin sangat dibenci oleh orang-orang yang mengenal Beliau karena banyaknya maksiat yang Beliau lakukan seperti minum-minuman keras dan lain-lain. Islam dan dakwahlah yang membuat Umar bin Khatab menjadi ‘Singa’ dalam Islam.

            Lalu contoh lain di zaman ini misalnya Ustad Felix Siauw. Saya percaya sebagian dari kita mengenal Islamic Inspirator ini. Siapa Beliau? Beliau juga bukan siapa-siapa dan tak berarti apa-apa. Ada atau tidak adanya di dunia akan sama saja. Namun itu dulu sebelum Beliau mengenal Islam dan berkomitmen untuk total dalam berdakwah menyerukan Islam kepada umat. Ketika dijelaskan bahwa Islam sedang dikucilkan, Islam saat ini terpinggir di sudut-sudut zaman, Islam membutuhkan pedang-pedang Allah. Maka tak ada jalan lain selain dengan dakwah. Dan Beliau pun menjual dirinya untuk Islam. Semoga dibeli oleh Allah dengan surga firdaus-Nya. Aamiin.

            Komitmen untuk berdakwah mengubah hidup seseorang. Memang awalnya akan banyak cacian dan ejekan. Berubah itu butuh pengorbanan.  Apalagi dulu kita dikenal sangat jauh dari Islam. Contohnya lagi dari Ustad Felix. Beliau adalah non muslim. Lalu masuk Islam dan berani menyampaikan Islam di depan khalayak. Banyak suara-suara sumbang yang keluar. Misalnya “Ah muallaf aja belagu. Baru juga masuk Islam udah ngaku-ngaku Ustad. Sok paling benar, baca alqur’an saja tajwidnya kemana-mana.”

            Dakwah mengubah hidupmu. Mereka bilang “Baca alqur’an saja belum lurus, udah berani-berani menyampaikan Islam”. Pendakwah hebat tersenyum dan berterimakasih atas kritikan itu. Sepahit-pahit kritik semoga menjadi obat. Pendakwah hebat menjawab kritik itu dengan terus memperbaiki bacaan alqur’an bahkan menghapalnya.

Dakwah mengubah hidupmu. Mereka bilang “Kamu itu jangan sok. Bahasa arab saja tidak bisa”.  Pendakwah hebat tersenyum dan berterimakasih atas kritikan itu. Sepahit-pahit kritik semoga menjadi obat. Pendakwah hebat menjawab kritik itu dengan cara bertekad harus bisa bahasa arab dan tentu saja ia semangat untuk mempelajari bahasa arab. Mencari guru bahasa arab. Belajar.

            Dakwah adalah cinta. Dan jika seseorang telah jatuh cinta pada sesuatu, maka ia akan melakukan apapun untuk yang ia cintai. Seorang Ayah karena cinta kepada anak dan istrinya rela banting tulang, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki untuk dapat membahagiakan anak dan istrinya. Seorang Ibu akan mengorbankan nyawanya untuk melahirkan buah hati harapan jiwa. Akan melakukan apapun agar anaknya tumbuh menjadi anak yang diinginkan. Begitu pun dengan dakwah karena cinta pada Islam, rindu Islam kembali seperti pada masa keemasan-Nya, merindukan pemimpin seperti Umar bin Khattab yang hanya akan menjadi ketika ketika system yang diterapkan adalah Sistem Islam. Karena cinta itulah, pengemban dakwah akan terus meningkatkan kualitas dirinya baik nafsiyah maupun aqliyah. 


            Dakwah mengubah hidupmu. Tidak mungkin seorang pengemban dakwah berani menyampaikan haramnya pacaran, jika ia sendiri pacaran. Tidak mungkin akan menyampaikan tentang hijab yang benar (misal pendakwah muslimah), jika ia sendiri tidak menutup aurat sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul. Tidak mungkin dengan berani seorang pengemban dakwah mengatakan bahwa riba itu haram,  jika seorang pengemban dakwah itu adalah pelaku riba. 

            Mungkin banyak yang kita temui, seorang mahasiswa jurusan Syariah tapi pacaran. Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam tapi pacaran. Apa yang membuat mereka seperti itu? Jawabannya karena mereka tidak berdakwah. Hanya belajar tapi tidak diamalkan dan disebarkan. Itu baru namanya NATO (Not Action Tack Only). Hanya teori. Praktek dakwahnya mana bro? Padahal Suri tauladan manusia, Muhammad SAW bersabda:

Apabila seorang manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, yakni: shaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih (HR Muslim dan Abu Dawud)

Ilmu akan bermanfaat jika didakwahkan. Tak patutlah orang mencaci pengemban dakwah yang belum fasih bahasa arab atau belum banyak hapal alqur’an. Karena apa? Karena mereka berani dan mau menerima perintah dari Allah tentang berdakwah. Seharusnya menjadi cambuk bagi yang hapal alqur’an tapi tidak digunakan untuk berdakwah. 

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian (HR Tirmidzi)
           
            So,, Jika hidupmu akan lebih hidup, BER-DAK-WAH-LAH !